Senin, 06 Januari 2020

Fajar



Sebuah cahaya memancar dari sudut cakrawala membangunkan jiwa dari lelapnya mimpi, semesta masih gelap saat itu bulan masih terang seperti tak ingin meredup ditelan cahaya. Sungguh ini adalah tempat yang selalu menjadi alasan rindu itu tinggal, meski tak pernah menjadi rumah.

            Aku terduduk dibelakang rumah tua sederhana yang terbuat dari kayu kokoh yang mulai rapuh, rumah yang tak pernah kutinggali kecuali hanya sebentar, yang menjadi saksi bahwa pernah ada tangis seorang anak perempuan disana, yang masih dikelilingi oleh rimbunnya pepohonan dan bukit-bukit yang memanjakan mata, rumah ini terletak didusun terpencil yang cukup jauh dari hingar bingar kota, tepatnya di kabupaten Sukoharjo Jawa Tengah desa Kamal namanya. Suatu saat aku akan membahas lebih detail tentang desa ini, desa dengan keindahan yang tersembunyi.

Salah satu keindahannya adalah sebuah peristiwa yang terjadi setiap menjelang matahari terbit, disudut timur tampak sebuah cahaya kemerah-merahan perlahan menerangi benda-benda mati disekitarnya, ini bukanlah matahari terbit ini adalah periode dimana langit tidak gelap secara utuh saat itu matahari tepat dibawah garis cakrawala, peristiwa ini disebut Fajar.  

“Dan demi subuh apabila fajar telah menyingising” (Q.s At-Takwir-1)

Jika beberapa orang harus mendaki gunung untuk bisa melihat fajar, maka didesa inilah aku bisa bebas menikmatinya. Kicauan burung yang membersamai terbitnya matahari seperti menjadi instrumen alami yang menambah kesan tenang, asri dan damai. Aku selalu percaya bahwa selain pengalaman, peristiwa yang disuguhkan alam adalah guru terbaik yang mengajarkan tentang kehidupan. Bagiku, Setiap peristiwa yang terjadi disemesta adalah cara Tuhan untuk memberi pemahaman bagi siapa saja yang mau berfikir. 

Fajar adalah awal kehidupan setelah gelapnya malam dan saat itu aku seperti menemukan filosofi sederhana tetang fajar, sudah menjadi takdir bahwa manusia akan terlahir dengan mimpi yang membersamainya, dan disinilah mimpiku terlahir. Dunia luas yang akan kulihat bermula dari sini, hanya saja terkadang kita lupa setiap mimpi yang terbentuk akan selalu dihiasi dengan berbegai macam tantangan dan ujian, dan seringkali hiasan itulah yang jutsru membuat kita terlena oleh duniawi. 


Akan ada masanya kita menemukan titik dimana kita kehilangan sesuatu, tak menemukan cara dan arah tujuan, tak tau harus berbuat apa, seketika dunia menjadi gelap dan  hilang harapan. Kita tak akan menyadari indahnya terbentuk jika tidak melewati proses yang tidak menyenangkan. ini tentang proses mendewasakan diri, Seperti halnya senja yang menyenangkan ia harus rela hilang menjadi gelap untuk kembali terbit, begitupun fajar, ia adalah awal setelah hilangnya dalam gelap untuk memulai cahaya baru yang sempurna.

*Jika senja tentang kehilangan, maka fajar adalah cara untuk menemukan.
 seperti halnya Harapan.*









Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Menapaki Bisyarah Rasulullah antara Konstantinopel dan Roma

Apa itu Bisyarah? Bisyarah adalah Janji Allah yang diturunkan kepada ummatnya berupa kabar gembira yang disampaikan melalui Al-Qur’an maupun...