Sebuah cahaya memancar dari sudut cakrawala
membangunkan jiwa dari lelapnya mimpi, semesta masih gelap saat itu bulan masih
terang seperti tak ingin meredup ditelan cahaya. Sungguh ini adalah tempat yang
selalu menjadi alasan rindu itu tinggal, meski tak pernah menjadi rumah.
Aku terduduk dibelakang rumah tua
sederhana yang terbuat dari kayu kokoh yang mulai rapuh, rumah yang tak pernah kutinggali
kecuali hanya sebentar, yang menjadi saksi bahwa pernah ada tangis seorang anak
perempuan disana, yang masih dikelilingi oleh rimbunnya pepohonan dan
bukit-bukit yang memanjakan mata, rumah ini terletak didusun terpencil yang
cukup jauh dari hingar bingar kota, tepatnya di kabupaten Sukoharjo Jawa Tengah
desa Kamal namanya. Suatu saat aku akan membahas lebih detail tentang desa ini,
desa dengan keindahan yang tersembunyi.
Salah satu keindahannya adalah sebuah peristiwa yang terjadi
setiap menjelang matahari terbit, disudut timur tampak sebuah cahaya
kemerah-merahan perlahan menerangi benda-benda mati disekitarnya, ini bukanlah
matahari terbit ini adalah periode dimana langit tidak gelap secara utuh saat
itu matahari tepat dibawah garis cakrawala, peristiwa ini disebut Fajar.
“Dan demi subuh apabila fajar telah
menyingising” (Q.s At-Takwir-1)
Jika beberapa orang harus mendaki gunung untuk bisa
melihat fajar, maka didesa inilah aku bisa bebas menikmatinya. Kicauan burung
yang membersamai terbitnya matahari seperti menjadi instrumen alami yang
menambah kesan tenang, asri dan damai. Aku selalu percaya bahwa selain pengalaman, peristiwa yang disuguhkan alam adalah guru terbaik yang mengajarkan tentang kehidupan. Bagiku, Setiap peristiwa yang terjadi disemesta adalah
cara Tuhan untuk memberi pemahaman bagi siapa saja yang mau berfikir.
Fajar
adalah awal kehidupan setelah gelapnya malam dan saat itu aku seperti menemukan filosofi sederhana tetang fajar, sudah menjadi takdir bahwa manusia akan terlahir
dengan mimpi yang membersamainya, dan disinilah mimpiku terlahir. Dunia luas
yang akan kulihat bermula dari sini, hanya saja terkadang kita lupa setiap mimpi
yang terbentuk akan selalu dihiasi dengan berbegai macam tantangan dan ujian, dan seringkali hiasan itulah yang jutsru
membuat kita terlena oleh duniawi.
Akan ada masanya kita menemukan titik dimana kita
kehilangan sesuatu, tak menemukan cara dan arah tujuan, tak tau harus berbuat
apa, seketika dunia menjadi gelap dan hilang harapan. Kita tak akan menyadari indahnya terbentuk jika
tidak melewati proses yang tidak menyenangkan. ini tentang proses mendewasakan diri, Seperti halnya senja yang menyenangkan ia
harus rela hilang menjadi gelap untuk kembali terbit, begitupun fajar, ia adalah awal setelah hilangnya dalam gelap untuk memulai cahaya baru yang sempurna.
*Jika senja tentang kehilangan, maka fajar adalah cara
untuk menemukan.
seperti halnya Harapan.*
Tidak ada komentar:
Posting Komentar