Senin, 06 Januari 2020

Seperti senja yang hilang seperti itulah kamu belajar mengikhlaskan


          Warna jingga disudut semesta memuaskan mata siapa saja yang mengerti akan seni mensyukuri. Setidaknya, sampai hari itu fajar masih menempati janjinya untuk tetap terbit. Ini tentang senja yang menyenangkan namun selalu menghilang dalam gelap. Tak ada yang salah, karena ia selalu melakukan tugasnya dengan baik. Bukankah senja harus menghilang agar kelak kembali terbit.

senja di danau cinta


Pernahkah kamu merasa hilang?


            Saat itu kamu berada dititik ternyaman dalam hidupmu, dan kamu fikir semuanya akan baik-baik saja. Tanpa kamu sadari kamu sedang terjebak dalam dunia yang tak kamu harapkan, sayangnya ini terlalu menyenangkan untuk diubah dan  kamu tak menemukan cara untuk memutuskan dan akhirnya kamu hanya harus menikmati hidupmu saat itu.



            Aku terdiam disudut semesta, melihat cahaya yang meredup mendekati cakrawala, menyadari bahwa aku sedang berada di fase hidup yang begitu menyenangkan. Hanya saja aku sadar hidupku saat itu tak membiarkanku terbang bebas, tapi ini terlalu sulit untuk diubah seringkali jiwa dan ragaku berseteru untuk membuatku sadar bahwa ada mimpi yang harus diperjuangkan, namun saat itu aku tak menemukan cara untuk memulai, dan aku kehilangan diriku sendiri.



        Aku menyadari akan ada masanya sesuatu harus berubah,  baik itu perubahan yang menyenangkan atau sebaliknya, dan tak lama hal itu terjadi beberapa hal harus hilang dari hidupku agar aku menemukan diriku kembali, saat aku tak menemukan cara untuk memulai, goresan takdirlah yang akhirnya memberi keputusan untuk hidupku, tahun itu adalah awal permulaan untukku belajar melepaskan sesuatu.

Seketika beberapa hal yang menyenangkan dari hidupku akhirnya pergi dan sayangnya mereka tak pernah hilang dalam kenangan, akan selalu mengusik dalam rindu dan itu lebih sulit dari sekedar melepaskan, senjaku telah sempurna hilang.

            Jingga diufuk barat, adalah gambaran tentang cinta dari Sang pencipta. Bukankah senja harus rela tenggelam dalam gelap untuk kembali terbit, hidup bukan tentang yang datang dan pergi, tapi hidup adalah cara Tuhan untuk membentuk dirimu menjadi kuat dan Dia hendak membangunkanmu dari apapun bentuk cinta dunia yang membuatmu terlena.

            Senja adalah lambang ketidak abadian, segala sesuatu yang menyenangkan akan selalu berakhir dan pergi, bahkan apapun yang pernah kamu miliki pada kenyataanya tak pernah menjadi milikmu termasuk dirimu sendiri, kelak jiwamu akan meninggalkan jasadmu semuanya akan pergi meninggalkanmu, keculi Dia Tuhanmu satu-satunya yang mencintaimu dan tak akan pernah meninggalkanmu.


           
           

2 komentar:

Menapaki Bisyarah Rasulullah antara Konstantinopel dan Roma

Apa itu Bisyarah? Bisyarah adalah Janji Allah yang diturunkan kepada ummatnya berupa kabar gembira yang disampaikan melalui Al-Qur’an maupun...