Kamis, 13 Agustus 2020

Patah Hati Terdalam

 

Ini kalimatku, perasaan kita. Aku menulis agar hatiku lega dan aku berbagi, berharap tidak ada lagi yang terlambat menyadari.

Tepat pada awal agustus 2020, hal terburuk yang selalu menjadi ketakutan terbesarku  benar terjadi, bapak akhirnya pergi ia tidur dan tak pernah bangun lagi.

Aku tau, tidak ada yang pernah siap atas sebuah kehilangan dan tentu tidak ada yang baik-baik saja setelah kehilangan, Demikian pun aku.

Meski selama hidup aku dengan bapak tidak dekat, meski bapak seringkali bernada tinggi saat berbicara, meski bapak seringkali tak pernah mendukung mimpiku, Dan aku selalu merasa bahwa cara mendidik bapak  adalah salah tapi aku tau bapak tak selamanya salah. Penyesalan memang selalu datang saat terakhir, kepergian bapak  ternyata merupakan patah hati terdalam bagiku.

Bagaimana tidak, bapak adalah satu-satunya lelaki yang kumiliki. piciknya fikiranku seringkali hanya mengingat kekurangan dan kesalahannya, lupa bahwa sedari aku kecil bapak adalah laki-laki yang menuntunku saatku berjalan, yang tak membiarkanku terjatuh, yang senantiasa menggendongku saat aku tertidur, yang mengelus dahiku saat aku sakit, yang memarahi siapa saja yang membuatku menangis. lalu setelah menjadi besar aku angkuh pada pemikiranku tentang caranya menjadi orang tua, kepergian bapak membuatku sadar ternyata bapak adalah satu-satunya lelaki yang selalu melindungiku.

Membuatku Sadar, bahwa ternyata adanya bapak merupakan sebuah keberuntungan dalam hidup, terlepas dari apapun yang terjadi dimasa lalu aku tau bapak selalu menyayangi anak-anaknya. Setelah bapak pergi aku bahkan kehilangan cara untuk merancang mimpi, aku tidak akan menjupai foto bapak bersama kami saat aku wisuda, aku tidak akan melihat bapak duduk dihadapanku saat aku menikah dan terlebih satu impian kecilku telah gagal aku tidak lagi memiliki kesempatan untuk bersujud bersama dalam shaf untuk melaksanakan sholat berjamaah, aku terlambat menyadari bahwa waktu kami telah habis.

1 bulan lamanya, Allah hadiah kan bapak dengan sakit, tubuh gemuk bapak habis terkuras menjadi tulang yang hanya terbungkus daging, setiap malam bahkan bapak tidak bisa tidur merasakan sakitnya, Allah memberiku kesempatan untuk mengikis dosaku padanya dengan merawat bapak, memandikan, mengganti pakaiannya, menyuapinya meski seringkali aku mengeluh tidak ikhlas, andai aku tau bahwa waktu kami sebentar lagi aku akan melakukan yang terbaik untuk merawat bapak ah, sungguh penyesalan memang selalu datang disaat akhir.

Lalu, kini hatiku seringkali terhentak membayangkan bapak disana, suara kokokkan ayam yang kami dengar setiap fajar menyingsing tak lagi sama, rasanya ingin kutembus ruang dan waktu menerobos batas alam dunia dan alamnya hanya ingin tau bagaimana kabarnya, apakah dia bahagia, apakah dia mampu berhasil menjawab pertanyaan munkar dan nakir, apakah dia tenang dan tersenyum atau sebaliknya merintih menahan sakit, sesak rasanya membayangkan ia melalui jalannya sendiri. Tapi, ini hanya soal waktu, ini seharusnya hanya kehilangan kecil, aku bahkan tidak kehilangan apapun, kami hanya sedang dalam masa penantian untuk kembali dipertemukan, meski risau tak bisa pudar bisakah kami kelak berkumpul kembali.

Aku tidak sedang mengeluh juga tidak sedang menarik empati dengan tulisanku. Aku hanya sedang menuangkan bebanku, aku tau aku tidak sendiri, beruntungnya orang-orang yang hadir dalam hidupku adalah orang-orang hebat yang memiliki kisah yang lebih memilukan dari cerita kecil ini namun mereka berhasil menjadi kuat, dan yah, manusia hanya butuh cara untuk bangkit.

 
Yang ingin aku bagi adalah makna, bahwa waktu itu kejam ia terus bergulir meninggalkan saat ini yang akan menjadi masa lalu dan mustahil bisa kembali, jika saat ini orang tua mu lengkap kamu beruntung. Maka, maksimalkan waktu dengan mereka yang semakin menua, muliakan dan bahagia kan mereka, Kita tidak akan tinggal lama didunia, akan ada fase dimana kamu akan kehilangan sesuatu jika bukan kehilangan dirimu sendiri maka kamu harus siap kehilangan orang-orang tersayangmu.

Tidak ada yang kita miliki disini Kita hanya sedang menabung, dan kita adalah tabungan untuk mereka saat jasad mereka sudah tertimpa tanah maka jika waktunya tiba, perbaiki dirimu agar kelak do'amu cukup untuk membantu mereka disana.

Boleh kutitipkan do'a, semoga engkau mengaminkan dalam hati sejenak ridha Al-fatihah untuk bapakku, dan orang tua yang sudah mendahului kita saat ini.

Doa sederhana untuk mereka.

اللّهُمَّ اغْفِرْ لَهُ وَارْحَمْهُ وَعَافِهِ وَاعْفُ عَنْهُ وَاَكْرِمْ نُزُلَهُ وَوَسِّعْ مَدْخَلَهُ وَاغْسِلْهُ بِلْمَاءِ وَالشَّلْجِ وَالْبَرْدِ وَنَقِّهِ مِنَ الْخَطَايَا كَمَا يُنَقَّى الثَّوْبُ الْاَبْيَضُ مِنَ الدَّ نَسِ وَاَبْدِلْهُ دَارً اخَيْرًا مِنْ دَارِهِ وَاَهْلًا خَيْرًا مِنْ اَهْلِهِ وَزَوْجًا خَيْرًا مِنْ زَوْجِهِ وَادْخِلْهُ الجَنَّةَ وَاعِذْهُ مِنْ عَدَابِ الْقَبرِ وَفِتْنَتِهِ وَمِنْ عَذَابِ النَّارِ

Allahummaghfir lahu warhamhu wa ‘aafihi wa’fu ‘anhu wa akrim nuzulahu wa wassi’ madkholahu, waghsilhu bil maa i wats-tsalji walbarodi wa naqqihii minal khothoo ya kamaa yunaqqots- tsawbul abyadhu minad danas, wa abdilhu daaron khoiron min daarihii wa ahlan khoiron min ahlihii wa zawjan khoiron min zawjihi, wa adkhilhul jannata wa a ‘idzhu min ‘adzaabil qobri wa fitnatihi wa min ‘adzaabin naar.

wahai Allah, ampunilah dan rahmatilah, bebaskanlah, lepaskanlah dia. Dan muliakanlah tempat tinggalnya, luaskanlah jalan masuknya, cucilah dia dengan air yang jernih dan sejuk, dan bersihkanlah dia dari segala kesalahan seperti baju putih yang bersih dari kotoran, dan gantilah rumahnya dengan rumah yang lebih baik daripada yang ditinggalkannya, dan keluarga yang lebih baik, dari yang ditinggalkannya pula. Masukkanlah dia ke surga, dan lindungilah dari siksanya kubur serta fitnahnya, dan siksa api neraka.





Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Menapaki Bisyarah Rasulullah antara Konstantinopel dan Roma

Apa itu Bisyarah? Bisyarah adalah Janji Allah yang diturunkan kepada ummatnya berupa kabar gembira yang disampaikan melalui Al-Qur’an maupun...